Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas setelah muncul kemungkinan serangan balasan dari Iran terhadap Israel. Dalam situasi ini, sejumlah pengamat memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat terlibat langsung, terutama di bawah dukungan Donald Trump, maka dampaknya bisa besar terhadap peta politik domestik AS.

Pakar hubungan internasional dari Georgetown University, Dr. Elena Morris, menyatakan bahwa campur tangan AS dalam konflik ini bisa menjadi bumerang politik bagi Trump. “Jika Trump terlihat terlalu dekat dengan kebijakan militer Israel, ia bisa kehilangan dukungan dari kelompok pemilih yang menginginkan pendekatan damai dan diplomatik,” ujarnya dalam wawancara terbaru.

Di sisi lain, kelompok konservatif garis keras mungkin mendorong AS untuk mengambil langkah tegas. Namun, hal itu justru dapat memicu instabilitas global yang lebih besar, sekaligus membuka celah bagi lawan-lawan politik Trump untuk menyerang kebijakannya.

Sementara itu, pemerintahan Joe Biden tetap berada dalam posisi siaga. Gedung Putih menyampaikan bahwa mereka memantau situasi dengan seksama dan medusa88 alternatif mengupayakan deeskalasi. Namun, apabila Trump kembali menjabat dan mengambil kebijakan intervensi militer, maka risiko geopolitik dan dampak elektoral bisa sangat besar.

Pemilih AS, terutama generasi muda dan kelompok independen, cenderung menghindari keterlibatan dalam konflik bersenjata luar negeri. Jika Trump mengabaikan kecenderungan ini, ia bisa kehilangan suara penting pada pemilu mendatang.

Konflik di Timur Tengah bukan hanya soal senjata, tapi juga ujian bagi strategi politik global dan domestik. Pilihan Trump terhadap konflik ini bisa menentukan masa depan karier politiknya.

By admin