comercomputerservices.com – Pernikahan di Jepang merupakan momen sakral yang diwarnai dengan berbagai tradisi leluhur. Meski Jepang dikenal sebagai negara modern, banyak pasangan masih memegang teguh adat-istiadat yang diwariskan secara turun-temurun. Berikut adalah beberapa tradisi pernikahan yang masih dilestarikan dan dianggap penting dalam prosesi pernikahan di Jepang.
1. Shinto Wedding (Shinzen Kekkon)
Upacara pernikahan tradisional di situs slot server Jepang sering kali dilakukan di kuil Shinto, yang dikenal dengan sebutan Shinzen Kekkon. Dalam upacara ini, pasangan yang akan menikah berdoa kepada kami (dewa atau roh dalam kepercayaan Shinto) untuk mendapatkan berkat dalam kehidupan rumah tangga. Upacara ini biasanya berlangsung dengan khidmat dan dipimpin oleh pendeta Shinto. Pasangan yang menikah mengenakan pakaian tradisional, dengan mempelai wanita mengenakan kimono putih yang melambangkan kemurnian.
2. Mitsuwa no Sakazuki
Salah satu bagian terpenting dari pernikahan tradisional Jepang adalah ritual san-san-ku-do (三三九度), yang secara harfiah berarti “tiga kali tiga, sembilan kali”. Dalam ritual ini, pasangan pengantin minum sake dari tiga cawan berbeda. Setiap cawan diminum dalam tiga tegukan, dan angka sembilan dianggap sebagai angka keberuntungan dalam tradisi Jepang. Ritual ini melambangkan penyatuan kedua keluarga dan memperkuat ikatan antara suami dan istri.
3. Hikidemono (Pemberian Hadiah kepada Tamu)
Seperti di banyak budaya lain, dalam pernikahan Jepang, tamu menerima hadiah sebagai tanda terima kasih. Hadiah ini dikenal dengan sebutan hikidemono, yang bisa berupa barang-barang seperti peralatan makan, kue tradisional, atau benda-benda berharga lainnya. Pemberian hikidemono merupakan bagian dari tradisi leluhur Jepang yang mengajarkan pentingnya menghargai tamu sebagai wujud rasa terima kasih.
4. Oironaoshi
Oironaoshi adalah tradisi perubahan pakaian selama pernikahan. Setelah upacara pernikahan, mempelai wanita mengganti kimono putihnya dengan kimono berwarna lebih cerah. Tradisi ini melambangkan transisi dari status perawan menjadi seorang istri, serta kebahagiaan yang datang dengan babak baru dalam kehidupan pernikahan.
5. Kagami Biraki
Dalam beberapa pernikahan, terutama yang lebih tradisional, terdapat ritual kagami biraki, yaitu memecahkan tutup tong sake besar sebagai simbol keberuntungan dan persatuan. Setelah tong tersebut dibuka, sake dibagikan kepada tamu sebagai lambang berbagi kebahagiaan dan kemakmuran.
6. Yuino (Pertukaran Hadiah Sebelum Pernikahan)
Sebelum upacara pernikahan, ada tradisi pertukaran hadiah antara keluarga kedua mempelai, yang dikenal sebagai yuino (結納). Hadiah ini melambangkan ikatan dan persetujuan resmi antara kedua keluarga. Biasanya, hadiah yang diberikan berupa makanan seperti ikan kering, sake, serta barang-barang yang dianggap membawa keberuntungan.
7. Pakaian Tradisional: Kimono dan Hakama
Pakaian tradisional juga memegang peran penting dalam pernikahan Jepang. Mempelai wanita mengenakan shiromuku (kimono putih), yang melambangkan kesucian dan keindahan. Setelah upacara, mereka biasanya mengenakan uchikake yang lebih berwarna. Mempelai pria mengenakan hakama, celana panjang tradisional Jepang yang dikenakan dengan atasan berlapis-lapis.
8. Mukae Geisha
Dalam beberapa pernikahan yang lebih mewah dan formal, geisha kadang-kadang diundang untuk menghibur para tamu. Mereka tidak hanya mempersembahkan musik dan tarian, tetapi juga melambangkan seni dan tradisi Jepang yang tinggi. Kehadiran geisha di pesta pernikahan adalah bentuk penghormatan terhadap seni budaya klasik Jepang.
Penutup
Tradisi pernikahan di Jepang kaya akan simbolisme dan makna mendalam yang mencerminkan keindahan budaya dan warisan leluhur. Meski sebagian orang Jepang memilih pernikahan dengan gaya Barat, banyak pasangan tetap menghormati tradisi leluhur ini dalam momen-momen sakral pernikahan mereka. Melalui ritual-ritual seperti san-san-ku-do, pemakaian kimono, hingga pertukaran hadiah, nilai-nilai kebersamaan, kesucian, dan ikatan keluarga tetap dijaga dengan baik.